Berusaha untuk Terus Meminta Maaf Kepada Sang Ibu
Bertahun-tahun mengalami perseteruan melawan sang ibu, Fatma Farida, ternyata menimbulkan kesedihan yang teramat dalam bagi Kiki Fatmala. Hanya kesepian yang dirasakan Kiki saat bulan Ramadhan tiba. Terlebih lagi, ketika banyak orang yang berkumpul bersama keluarga besarnya pada hari Idul Fitri, Kiki justru hanya berusaha menikmati kesendiriannya. Alhasil, Kiki berencana akan mengunjungi ibu kandungnya tersebut pada hari nan fitri mendatang. Lalu bagaimana awal perseteruan artis yang kini menekuni senam aerobik ini dengan ibunya?
Bila sebagian besar orang tengah menikmati momen kebersamaan makan sahur dan berbuka puasa dengan keluarganya masing-masing, lain halnya dengan yang dialami Kiki Fatmala. Status janda tanpa anak membuatnya hidup sendiri di dalam rumah yang cukup besar di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan. Apalagi perseteruan antara dirinya dengan sang ibu, Fatma Farida juga masih berlangsung, sehingga jarak antara ibu dan anak tersebut masih terbentang luas. Tak ada komunikasi sama sekali antara Kiki dengan ibu kandungnya itu. “Saya sudah berusaha menghubungi ibu saya, tapi tidak pernah direspon,” ungkap Kiki saat ditemui realita pada Selasa (25/8) lalu.
Ketika pertama kali muncul di layar kaca, Fatma Farida memang sangat bersemangat saat membuka perilaku buruk putri sulungnya, Kiki Fatmala. Penampilan Kiki yang kerap berpakaian seksi dan agak terbuka, menjadi perhatian Farida saat berbicara di depan media massa. Sikap ibunya tersebut lantas menjadi pembuka perseteruan dalam kehidupan Kiki. Berkali-kali, Farida membuka aib keluarga di depan umum. Saat Kiki membintangi sebuah film layar lebar dengan berpakaian seksi, Farida dengan lantang mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap akting Kiki di film layar lebar. Bahkan, terang-terangan Farida menyebut putri sulungnya tersebut sebagai anak durhaka.
Konflik dengan Ibu Kandung. Melihat sikap sang ibu yang kerap berkoar-koar di depan media, hati Kiki pun menjadi miris. “Aib keluarga sudah tidak sepantasnya dibicarakan di depan umum,” ungkap Kiki. Menurutnya, bila memang ada permasalahan keluarga seharusnya Farida berbicara langsung kepada dirinya. Asal muasal penyebab dari kekecewaan ibu kandungnya tersebut pun tidak diketahui Kiki sama sekali. “Saya sendiri tidak tahu titik awal permasalahannya itu apa,” ujar anak pertama dari dua bersaudara ini dengan tegas.
Bila Farida memprotes tentang akting Kiki yang dinilai terlalu vulgar, Kiki justru mempertanyakan kenapa baru sekarang ibunya itu protes. Sebab, Kiki sudah menggeluti karir di dunia film sejak belasan tahun lalu. Apalagi, di era tahun 1990-an, ia mendapatkan predikat sebagai ‘bom seks’ karena kegemarannya membintangi film-film berbau seks. Kendati demikian, Kiki justru menilai bahwa apa yang selama ini dilakukannya pada saat akting masih berada dalam batas kewajaran. Menurut Kiki pula, ia tak pernah melupakan begitu saja hubungannya dengan sang ibu. Untuk menyelesaikan konfliknya tersebut, Kiki mengaku telah berusaha menghubungi Farida untuk meminta maaf atas kesalahan-kesalahannya di masa lalu. Ia merasa sebagai anak, sudah sepantasnya untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada ibu kandungnya.
Namun, usaha yang dilakukan Kiki ternyata sia-sia. Pasalnya, sang ibu tak pernah mau mengangkat telepon darinya. Padahal, Kiki berusaha meminta maaf dengan sepenuh hati kepada ibunya tersebut. “Sekarang malah saya nggak tahu ibu saya itu ada di mana,” tutur wanita yang memiliki hobi travelling ini.
Kiki menyadari bahwa di bulan Ramadhan dan hari Idul Fitri merupakan hari yang tepat untuk menyambung kembali tali silaturahmi dengan ibunya. “Rencananya, hari Lebaran saya akan berusaha mencari dan mendatanginya untuk meminta maaf,” ujar Kiki yang di masa kanak-kanaknya pernah bercita-cita menjadi pramugari ini. Hubungannya dengan sang ibu yang terputus seperti sekarang ini memang kerap menimbulkan kesedihan sekaligus rasa iri bila melihat orang lain yang dapat merayakan hari Lebaran bersama dengan keluarga besar, terutama ibunya sendiri. “Terserah nanti mau dimaafkan atau tidak, yang terpenting bagi saya adalah datang dengan ikhlas untuk bertemu ibu saya,” tutur Kiki menjelaskan.
Banting Stir Menjadi Guru Aerobik. Perjalanan karir Kiki sendiri dimulai saat ia mulai menjadi model kalender pada era 1980-an. Ia kemudian mulai merambah ke dunia film layar lebar dengan membintangi sejumlah film 'panas' di bioskop. Beberapa judul film, seperti Permainan di Balik Tirai, Misteri di Malam Pengantin, Kabut Asmara, Kenikmatan Tabu, dan beberapa judul film lainnya. Seiring dengan meredupnya dunia layar lebar di tanah air, Kiki mulai membintangi sejumlah judul sinetron di televisi.
Nama Kiki juga mulai tenggelam seiring dengan bermunculannya artis-artis yang usianya jauh lebih muda. Nama Kiki masih berada di puncak saat menjadi pemeran utama dalam sinetron Si Manis Jembatan Ancol. Selepas itu, namanya kurang terdengar. Namun, Kiki masih menerima job akting di film dan televisi. Sekitar tahun 2004, Kiki memutuskan untuk menerima lamaran seorang pria berkebangsaan Austria, Christian Froeschel. Sayangnya, pernikahan tersebut hanya bertahan selama dua tahun saja. Kiki resmi bercerai pada tahun 2006, tanpa penjelasan sebab perceraian ke media. Ia kembali hidup sendiri tanpa kehadiran suami, dan ditambah lagi konflik dengan ibu kandungnya.
Kini, di tengah kesepian setelah menyandang status janda, Kiki banyak menghabiskan waktu untuk hobi sekaligus pekerjaannya, yakni senam aerobik. “Saya mengajar senam seminggu tiga kali,” aku Kiki seraya enggan menyebutkan angka penghasilannya tiap kali mengajar senam. Karir Kiki sendiri di dunia perfilman diakuinya memang telah habis. “Sekarang kan sudah waktunya bagi yang muda-muda,” kilahnya. kendati begitu, terkadang ia masih menerima job akting dari berbagai pihak. Terbukti, dengan dua judul film layar lebar yang masih dibintanginya pada tahun 2009 ini.
Bagi Kiki, hidup ini sudah seharusnya disyukuri meski ia tak lagi hidup berlebih seperti saat masih menikmati kejayaan sebagai seorang artis di masa lampau. “Di satu sisi, Allah itu sudah baik sekali sama saya, hidup saya tidak berlebih dan juga tidak kekurangan,” tutur Kiki mensyukuri hidupnya saat ini. Pekerjaannya sebagai seorang guru senam sudah cukup untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari. Sebelumnya, Kiki pernah mendirikan sanggar senam sebagai usaha sampingannya. Hampir 10 tahun, ia menjadi pemilik sekaligus guru senam di sanggar bernama Kifa tersebut.
Namun, karena persaingan dengan tempat olahraga lain seperti gym yang menawarkan paket senam beserta fitness sekaligus dengan peralatan lengkapnya, sanggar senam Kifa harus berhenti beroperasi pada tahun lalu. “Orang sekarang kan lebih memilih berolahraga ke gym yang lebih lengkap,” ujar Kiki. Kendati demikian, ia justru merasa lebih menguntungkan menjadi guru senam privat ketimbang membuka sanggar senam sendiri. “Kita nggak perlu memikirkan gaji pegawai atau biaya listrik dan kontrak,” tutur mantan istri dari Christian Froeschel ini.
Ingin Punya Anak. Bulan Ramadhan kali ini, Kiki juga kehilangan salah satu keluarga terdekatnya. “Hari kedua puasa kemarin, paman saya meninggal jadi saya ikut berkumpul dengan keluarga,” aku Kiki yang pernah terlibat masalah dengan Syaiful Jamil ini. Di bulan Ramadhan, senam masih dilakoni Kiki meski jatah waktunya yang sedikit dikurangi. “Paling enak berolahraga itu menjelang berbuka puasa,” ujar wanita kelahiran 28 Oktober 1970 ini. Bagi dirinya pribadi, bulan Ramadhan merupakan bulan yang spesial. Kendati begitu, kehadiran bulan Ramadhan tak lantas membuatnya langsung mengenakan pakaian tertutup dan banyak berbuat kebaikan. “Berbuat kebaikan itu nggak harus di bulan Ramadhan saja kan,” ungkapnya.
Untuk kehidupan pribadi, Kiki menganggap belum ada pasangan yang cocok untuk dijadikan suami. Ia tak menganggap statusnya sebagai janda sebagai sebuah beban. “Yang belum lengkap itu belum ada anak,” ujar Kiki singkat. “Saya kan sudah pernah menikah, bercerai pun sudah, yang belum itu adalah anak,” lanjutnya sembari tersenyum. Bila nanti sudah tiba saatnya menjadi seorang ibu, ia mengaku akan mendidik anaknya dengan baik. “Anak itu harus dirangkul dengan baik,” ujar Kiki sambil mengambil pelajaran dari konfliknya dengan sang ibu. Fajar
Side Bar...
Merindukan Opor Ayam Buatan Sang Ibu
Kehadiran bulan Ramadhan juga kembali mengingatkan Kiki dengan masa kanak-kanaknya saat masih berhubungan baik dengan sang ibu. Kala itu, ia merasa sangat bahagia ketika menghabiskan tiap detik berjalannya waktu di bulan yang suci. Kiki pernah mengalami kenakalan di masa kanak-kanaknya saat berpuasa. Ia kerap tak tahan godaan untuk makan dan minum di luar rumah. “Tapi saya bilangnya puasa, padahal sudah buka duluan,” kenang Kiki sembari tertawa.
Ketika hari Lebaran tiba pun, masa kanak-kanak masih dipenuhi dengan kebahagiaan dan pengalaman yang tak terlupakan bagi dirinya. “Kalau Lebaran, saya selalu dibelikan pakaian yang sama dengan adik saya,” kenang Kiki. Selain itu, Kiki beserta adik satu-satunya, Susana dibekali dompet berukuran besar untuk menyimpan uang pemberian di hari Lebaran dari sanak saudara. “Dulu itu lumayan besar dapat uangnya,” aku Kiki.
Kiki juga mengenang masakan opor yang dibuat sendiri oleh ibunya, Farida Fatma. “Pokoknya masakan bikinan ibu saya yang paling enak deh,” kenang Kiki. Baginya, Lebaran di masa kanak-kanak merupakan masa yang paling bahagia dan menyenangkan untuk dikenang. Ia sangat merindukan kebersamaan dan kebahagiaan saat berkumpul dengan keluarga, terutama bersama ibu kandungnya. Fajar
No comments:
Post a Comment