Monday, March 22, 2010

Wulan Tilaar Widarto, Anak Martha Tilaar

Pengganti Figur Martha Tilaar di Masa Mendatang

Kendati bukan anak sulung, Wulan Tilaar justru didaulat sebagai pengganti sang ibu yang merupakan pendiri sekaligus ikon brand Martha Tilaar. Sedari kecil, ibunya juga telah mempersiapkan Wulan menjadi penggantinya kelak. Hal itu lantas terbukti kini, saat Wulan mulai diberi kepercayaan untuk mengurusi sebagian anak perusahaan Martha Tilaar. Lalu bagaimana kisah perjalanan hidup Wulan Tilaar hingga dipilih sebagai ikon pengganti sang ibu tersebut?

Di usianya yang relatif muda, Wulan Tilaar sudah mulai dipercaya untuk memegang tanggungjawab yang cukup besar di beberapa perusahaan milik keluarga. Tak hanya itu saja, Wulan Tilaar juga dipilih sebagai ikon pengganti Martha Tilaar. Ditemui di kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta, Wulan nampak ramah saat menyambut kedatangan realita. Wajah Wulan yang cantik dengan kulitnya yang halus dan terawat sangat menggambarkan sosoknya yang sangat memperhatikan perawatan tubuh.

Saya memang telah dipersiapkan sedari kecil untuk menggantikan figur ibu di perusahaan,” tutur Wulan membukaperbincangan. Wulan mengenang saat dirinya masih kanak-kanak, ia kerap diajak oleh ibundanya datang ke berbagai acara. Kala itu, ibunya selalu membiasakan Wulan untuk datang ke acara-acara yang bersifat formal dan bertemu dengan orang-orang di bisnis kecantikan. “Saya itu anaknya penurut, jadi kalau diajak pasti saya ikut,” kenang anak ketiga dari empat bersaudara ini.

Anak Penurut. Ternyata, ibu Martha Tilaar sudah memiliki tujuan tertentu ketika kerap mengajak Wulan ke berbagai acara. IMartha menginginkan anak perempuannya tersebut menjadi penggantinya kelak saat ia tak lagi mampu memimpin perusahaan karena usianya yang makin senja. Hal itu terbukti saat ini, tatkala Wulan mulai diperkenalkan sebagai seorang wanita ikon penggantinya di masa mendatang. Wulan yang lahir di Jakarta, 13 Juli 1977 ini sempat terbebani dengan tanggung jawab tersebut. Namun, rasa beban itu semakin terkikis tatkala ia terjun langsung di perusahaan.

Wulan mengaku generasi penerus Martha Tilaar terdiri dari enam orang, termasuk dirinya. “Cuma saya dijadikan sebagai pengganti sosok Ibu di perusahaan,” aku penganut Katholik yang taat ini. Selain dirinya, semua saudara kandungnya sudah dipersiapkan untuk meneruskan bisnis keluarga. Saat kanak-kanak, sehabis pulang sekolah, ia dan saudara kandung lainnya sudah terbiasa makan siang di salon milik sang ibu. Sehingga kehidupan bisnis kecantikan milik ibunya sudah melekat dalam diri anak-anaknya, termasuk Wulan. Selain itu, saat semua anak-anaknya beranjak dewasa, mereka kemudian membantu bisnis keluarga dengan menjaga stand Martha Tilaar di Pekan Raya Jakarta (PRJ). “Kita membagi-bagikan brosur,” kenang Wulan.

Wulan sendiri, setelah menempuh pendidikan SMA di Santa Theresia, Jakarta, memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang graphic design di College of Mount St. Joseph-Cincinnati, Amerika Serikat. Tak puas dengan pendidikan sarjananya, Wulan lantas meneruskan ke Boston University, mengambil bidang Mass Communication-Advertising. Barulah setelah merampungkan pendidikannya tersebut, Wulan mulai terjun di bisnis keluarga secara profesional sejak tahun 2005.

Empat Tahun Berkarya. Saat kali pertama masuk ke perusahaan Martha Tilaar, Wulan tak langsung diberikan kepercayaan untuk memegang perusahaan dengan penuh. “Karena masih baru, makanya saya masuk ke Art Department yang merupakan bidang di kuliah saya,” tutur Wulan. Merasa kurang tantangan dengan masuk ke Art Department, Wulan lantas memutuskan untuk mengurusi dan bertanggung jawab di Martha Tilaar Salon & Day Spa, dan Puspita Martha Internatinal Beauty School. Sejak saat itulah, Wulan mulai belajar banyak hal sekaligus membenahi anak perusahaan tersebut agar menjadi lebih baik.

Setelah empat tahun menjadi Deputy General Manager yang membawahi empat anak perusahaan, yakni Martha Tilaar Salon & Day Spa, Puspita Martha International Beauty School, Cipta Busana Martha Tilaar, dan Art & Beauty Martha Tilaar, Wulan memiliki rencana untuk memperkenalkan tradisi dan kecantikan wanita Indonesia kepada dunia internasional. Salah satu cara yang ditempuhnya adalah dengan merambah ke beberapa negara tetangga dan negara-negara di luar Asia. Empat tahun berkarya di perusaahaan, Wulan telah berhasil mensinergikan sekolah dan salon body spa dengan inti perusahaan Martha Tilaar.

Tak hanya itu saja, Wulan juga telah banyak tampil di berbagai negara termasuk di Eropa untuk memperkenalkan spa tradisional dari Indonesia. Menjadi pengganti figur sang ibu, diakuinya cukuplah sulit. Sosok Martha Tilaar yang sudah terbentuk sejak puluhan tahun lalu tak mungkin diubahnya. Wulan sendiri hanya berusaha untuk menampilkan pribadinya sendiri sebagai sosok wanita baru di perusahaan Martha Tilaar. “Tetap Ibu adalah menjadi figur bagi saya pribadi,” tegas Wulan.

Figur Perusahaan. Kendati Wulan sudah didaulat sebagai pengganti sosok Martha Tilaar di masa mendatang, hal tersebut tak menjadikan adanya pertentangan antara saudara kandung yang juga ikut dalam perusahaan keluarga. Menurutnya, baik kakak dan adik serta dua saudaranya sudah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing di perusahaan. “Mungkin karena saya anak penurut dan lebih kewanitaan ketimbang kakak perempuan saya yang tomboy, maka saya yang dipilih,” ujar Wulan sambil tertawa lebar.

Diakui Wulan, sang ibu memang masih ikut mengurusi perusahaan meski tak sebesar dulu. Hampir sebagian besar kebijakan dan kepengurusan perusahaan sudah diserahkan kepada anak-anaknya. “Yang pasti Ibu hanya mengingatkan harus selalu konsisten di tradisional,” ujar anak dari pasangan Martha Tilaar (72) dan Alex Tilaar (77) ini.

Sebagai seorang wanita, Wulan juga tak melupakan begitu saja perannya sebagai ibu sekaligus istri yang baik. Kesehariannya, sebelum berangkat ke kantor, Wulan selalu meluangkan waktu dengan dua anaknya, Anjani Anatolia Widarto (6) dan Atira Aurealia Widarto (3). “Kadang, saya memandikan anak saya dulu sebelum berangkat ke kantor,” aku Wulan. Selain itu, sebagai seorang istri dari Kunto Widarto (36), ia mengaku tak mengalami kesulitan dalam meluangkan waktu. Pasalnya, sang suami juga turut membantu perusahaan Martha Tilaar dalam bidang keuangan.

Wanita yang mengakhiri masa lajangnya pada tahun 2001 ini berpendapat bahwa seorang wanita, sudah seharusnya agar mengukir prestasi di berbagai bidang. Baginya, dengan mengurusi perusahaan berumur sekitar 40 tahun lebih ini, sudah mewujudkan cita-cita Kartini tempo dulu. Selain itu, karena perusahaan milik ibunya tersebut menampilkan ramuan tradisional khas Indonesia, maka ia telah berhasil menampilkan kecantikan wanita Indonesia di dunia internasional. Fajar


No comments: