Tuesday, March 23, 2010

Happy Salma (Artis Sinetron dan Presenter)

Shock Mengetahui Rumah dan Mobilnya Terendam Banjir

Ternyata banjir tidak memilah-milah siapa korbannya. Pesohor pun bisa merasakan genangan air yang membanjiri rumah mereka. Salah satunya adalah aktris cantik asal Sukabumi, Happy Salma. Rumah yang baru ditempatinya dua bulan terakhir, harus tergenang air setinggi hampir satu meter. Pada saat banjir itulah Happy tidak se’happy’ biasanya. Bagaimana cerita Happy saat rumahnya terendam banjir?

Tradisi Barat menetapkan Februari sebagai bulan kasih sayang. Hal ini diperkuat dengan mengukuhkan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang atau lebih dikenal sebagai valentine day. Kendati demikian, bulan Februari tahun ini justru diawali dengan musibah bagi warga Jakarta. Musibah banjir memang kerap menghampiri warga Jakarta setiap tahunnya, Tetapi tahun 2007 ini lain, karena banjir yang melanda Jakarta menjadi dua kali lipat lebih dasyat dari tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya, daerah-daerah di ibukota yang biasanya tidak terkena luapan banjir, kali ini terpaksa harus merasakan genangan air yang cukup tinggi. Hal ini jugalah yang kini dirasakan oleh Happy Salma, aktris dan presenter.

Mojang Sukabumi yang menekuni dunia entertainment ini ketika ditemui Kamis (1/2) mengatakan, curah hujan kali ini memang sangat lebat. Alhasil, banjir menjadi ancaman serius bagi warga Jakarta. Sebagian orang mungkin menganggap banjir sebagai hal biasa. Karerna mereka sudah terbiasa merasakan rumahnya digenangi banjir dari tahun ke tahun. Berbeda dengan orang yang baru kali ini merasakan rumahnya terendam banjir setinggi 1-2 meter. Sebagian besar orang kemudian menilai bahwa banjir di Jakarta tahun ini jauh lebih dasyat dari tahun 2002 silam. Padahal, banjir yang terjadi 5 tahun silam tersebut diakui sebagai banjir terbesar di ibukota.

Rumah Terendam. Pada Kamis (1/2) malam, Happy memang sedang tidak berada di rumah. Ia tengah menghadiri sebuah acara launching produk yang diadakan temannya. Sehingga, ia sendiri tidak langsung melihat bagaimana genangan air yang semakin lama semakin meninggi. Kendati demikian, rumah yang disewa sejak dua bulan yang lalu itu harus tergenang air setinggi pinggang orang dewasa. Alhasil, ia sempat shock setelah mengetahui seluruh perabotan rumah terendam banjir.

Semuanya terendam,” kata Happy singkat. Meski begitu, perangkat elektronik di rumahnya masih dapat diselamatkan. Kerabatnya yang tinggal serumah dengan Happy mampu menyelamatkan barang-barang elektronik ke tempat yang lebih aman. “Barang-barang elektronik masih bisa diselamatkan,” aku Ade, saudara Happy yang juga tinggal serumah dengannya.

Sekitar pukul 23.00 WIB, di hari yang sama, ketinggian air di perumahan Bangun Cipta Sarana, Kemang Selatan, semakin meninggi. Rumah Happy yang berada di kompleks perumahan tersebut pun ikut terendam banjir. Happy Salma yang tengah berada di luar rumah langsung dihubungi melalui telepon oleh Ade. Happy sangat kaget ketika mengetahui bahwa rumah yang baru ditinggalinya selama dua bulan ini dilanda banjir. Pada saat yang sama, Happy diliputi rasa khawatir terhadap keadaan keluarga dan rumahnya. Suasana hati Happy semakin tidak tenang setelah mengetahui bahwa ketinggian air makin meninggi dari waktu ke waktu. Akibatnya, ia tak bisa kembali ke rumahnya di Jalan YDPP 2 No. 25, Kemang, Jakarta Selatan itu.

Sejak hari Kamis itu, Happy tidak dapat kembali ke rumahnya. Dan sejak itu pula, ia tinggal di rumah Audy karena tidak bisa pulang ke rumah. “Saya memutuskan untuk menyewa apartemen supaya menghindari banjir,” aku wanita kelahiran 4 Januari 1980 ini. Genangan air di rumahnya baru surut pada Senin (5/2).

Wanita berkulit hitam manis ini memang sangat menyayangkan terjadinya banjir di Jakarta. Ia mengaku bahwa banjir tahun ini merupakan kali pertama dialaminya. Itu sebabnya, banjir cukup mengejutkan penulis novel bertajuk Pulang ini. “Ini pengalaman banjir saya yang pertama,” ujar Happy saat ditemui pada di sela-sela syutingnya di daerah Senayan, Rabu (14.2).

Buku Koleksi Terendam Banjir. Akibat banjir besar tersebut, Happy harus kerepotan dengan banyaknya sampah dan lumpur yang ada di dalam rumahnya. Terlebih lagi, berbagai perabotan rumah tangganya pun ikut-ikutan terendam air. Perabotan seperti, sofa, kursi, dan tempat tidur semuanya terendam banjir. Bahkan koleksi buku-bukunya juga terendam air. Tak hanya terendam, beberapa buku koleksinya sempat hanyut terbawa air. “Buku-buku koleksi saya yang sudah ditandatangai penulisnya juga ikut hilang. Banjir bikin repot,” tutur salah satu pemeran di film Gie ini.

Selain perabotan di rumah dan koleksi buku-bukunya yang menjadi korban banjir, pakaian dan sepatu yang juga ia koleksi ikut terendam air. Tak hanya itu, mobil sedan yang diparkir di garasi pun tak luput. Bagi Happy, kerugian materi akibat banjir memang tak seberapa. Justru kerugian yang bersifat non materi yang sangat besar. “Di rumah itu banyak benda-benda kenangannya,” urai Happy.

Menurutnya, kenangan-kenangan yang juga hilang bersama banjir adalah album-album foto dirinya yang rusak karena terkena banjir. “Fotonya rusak karena air,” katanya. Foto-foto itu memang sangat penting bagi Happy. Karena di dalam foto itu pula, perjalanan hidup dan karir Happy berjalan dari waktu ke waktu. Mulai dari foto ketika Happy masih menjadi finalis Gadis Sampul 1995 hingga foto kenangannya setelah menjadi artis.

Tidak Kapok. Meski barangnya rusak dan hilang, namun Happy melihat perisriwa banjir sebagai musibah yang bisa datang kapan saja, dan pada siapa saja. “Ya, namanya juga musibah,” ujar Happy sembari membesarkan hatinya. Ditambahkan Happy apa yang dialaminya merupakan cobaan agar selalu berhati-hati dan waspada terhadap segala musibah. Selain kerugian materi berupa perabotan, rumah dan mobilnya, beberapa pekerjaan keartisannya pun sedikit terganggu karena bencana banjir.

Banyak pekerjaan yang sedikit tertunda akibat banjir, tapi bisa dimaklumi,” ungkap Happy. Banjir kali ini memang menjadi pengalaman pertama bagi Happy. Sebelum tinggal di rumahnya yang sekarang, Happy tinggal di apartemen sewaan di bilangan Rasuna Said, Jakarta. Beberapa bulan lalu, Happy memutuskan untuk menyewa rumah tersebut karena ada beberapa saudaranya yang ikut tinggal bersamanya. Pilihan pun jatuh di wilayah Kemang.

Sebelum memutuskan tinggal di daerah tersebut, ia sempat menanyakan berbagai hal kepada pemilik rumah. Salah satunya adalah mengenai banjir. Rumah yang disewanya selama setahun itu memang dikaui tidak terkena banjir. Hanya banjir besar saja yang mampu merendam rumah tersebut. Salah satunya adalah banjir yang terjadi pada awal Februari ini. Kini, banjir sudah surut. Ia kembali menyibukkan diri di dunia entertainment. Ia berharap banjir tahun ini menjadi pengalaman pertama dan terakhir bagi dirinya. Fajar, Fidel

Side Bar 1…

Maling Gasak Kaca Spion Mobilnya

Sial benar nasib Happy Salma ketika banjir melanda rumahnya. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin pepatah itu cocok dengan apa yang dialami Happy. Setelah rumah beserta perabotannya terendam banjir, ia juga harus mengalami nasib sial di bulan Februari. Ketika sedang dalam perjalanan menuju rumahnya, ia justru mengalami pengalaman pahit di jalan raya. Happy harus kehilangan kaca spion mobil miliknya. “Kaca spion mobil aku dicolong orang di jalan,” kisah Happy.

Kerugian akibat kejadian tersebut memang diakui Happy tidak seberapa. Namun, pencurian itu sempat membuat hati Happy kesal. Karena di tengah musibah banjir yang ia hadapi, Happy juga harus mengalami kesialan lain. Meski begitu, ia masih bisa bernafas lega, karena banjir yang melanda rumahnya tidak sebesar banjir di daerah-daerah lain di Jakarta yang lebih parah. Oleh karena itu, sejak banjir tersebut, Happy berusaha mendapatkan hikmah di balik musibah banjir ini. “Aku harus lebih waspada dan berhati-hati dalam menghadapi banjir,” janjinya.

Untuk segala kerugian yang ia dideritanya, Happy memang harus merogoh koceknya dalam-dalam. Terutama untuk memperbaiki barang yang rusak karena banjir. “Aku terpaksa harus pakai tabungan sendiri untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir,” tutur Happy. Tanpa mau menyebutkan berapa kerugian yang ia derita, Happy cukup tabah dengan apa yang ia alami. Karena menurutnya, masih banyak warga Jakarta yang lebih menderita akibat banjir. Fajar, Fidel

Side Bar 2………

Batal Hadiri Pernikahan Kakaknya

Akibat banjir, Happy Salma tak bisa menempati lagi rumahnya di Kemang Selatan. Ia harus mengungsi ke tempat yang tidak terkena banjir. “Om dan adikku mengungsi ke rumah tetangga, sementara aku mengungsi ke rumahnya Audy Item,” kenang Happy sembari tersenyum. Selama dua hari, Happy terpaksa tinggal di rumah Audy. Rumah Audy yang terletak di daerah Jakarta Selatan dipilih karena tak jauh dari rumahnya. Selain itu, kedekatan hubungan antara Audy dan Happy juga menjadi salah satu penyebabnya.

Sedihnya lagi, Happy juga tak sempat menghadiri acara pernikahan kakak kandung di Sukabumi, Jawa Barat. “Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena terhalang banjir,” ungkap Happy. Wanita yang memiliki hobi menulis dan membaca ini memang merasa kecewa karena tidak bisa datang ke acara pernikahan sang kakak. Meski begitu, ia setidaknya dapat berbesar hati dengan apa yang dialaminya di bulan kasih sayang ini.

Selama dua hari itu pula, ia tidak dapat melihat rumahnya yang terendam air banjir. “Aku tidak bisa melihat rumah karena terhalang banjir,” ujar pengidola Pramudya Ananta Toer ini. Pasca banjir, Happy memutuskan untuk menyewa apartemen di daerah Jakarta Selatan sebagai tempat tinggalnya sementara. “Takut nanti banjir lagi,” katanya memberi alasan.

Ia menyewa apartemen selama sebulan. Setelah itu, ia berharap bisa kembali ke rumahnya di Kemang. Happy mengaku bahwa ia merupakan sosok orang yang tidak dengan mudah tinggal di suatu tempat. Biasanya ia harus menyesuaikan diri untuk bisa tinggal dan betah di suatu daerah baru. Tidak jarang, ia merasa tidak betah tinggal di tempat tinggal baru. Berbeda dengan rumahnya di Kemang, Happy betah tinggal di sana. Bahkan baru dua bulan ia tinggal di rumah tersebut, ia sudah merasa betah. Tetapi setelah bencana banjir, apakah Happy masih betah tinggal di rumah yang disewanya itu? Fajar, Fidel

Sidebar 3…..

Ade, Kerabat Happy Salma

Berharap Pindah ke Rumah yang Lebih Aman

Rumah yang dihuni Happy Salma di blok YDPP, perumahan Bangun Cipta Sarana, Kemang Selatan tergolong masih baru. Baru dua bulan ini Happy menghuni rumah yang dikontrak selama satu tahun. Siapa pun tidak menyangka rumahnya bakal digenangi banjir. Sebelum memutuskan untuk menetap di rumah tersebut, Happy mengaku sempat mencari-cari tahu soal kemungkinan banjir di kawasan tersebut. Menurut tetangga yang sudah lama mendiami perumahan itu, tempat tersebut aman dari banjir. Happy pun akhirnya percaya dengan informasi yang ia peroleh sehingga ia mau menempati rumah di kawasan itu.

Saat terjadi banjir pertama (01/02), di rumah kontrakan Happy hanya ada tiga orang. Sedangkan Happy tengah menghadiri acara launching produk. Menurut pengakuan Ade yang saat itu berada di rumah kontrakan Happy, sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-tiba air sudah masuk ke dalam rumah dan terus naik hingga setinggi satu meter. “Saat itu kita semua panik dan tidak sempat menyelamatkan barang-barang yang berada dalam rumah,” ujar Ade.

Menurutnya, cuma barang-barang elektronik yang sempat diselamatkan ke rumah tetangga yang letaknya lebih tinggi. Letak rumah kontrakan Happy memang agak rendah dari rumah-rumah lainnya di blok YDPP perumahan Bangun Cipta Sarana, Kemang Selatan. Beruntung, saat kejadian Ade belum tidur dan masih nonton televisi. Sehingga ia masih sempat menyelamatkan barang-barang elektronik dalam rumah Happy. Dikisahkan Ade bahwa sebelumnya mereka tidak pernah mengalami banjir sebesar kali ini.

Terakhir menurut informasi dari penghuni yang sudah lama menempati blok tersebut, banjir besar pernah terjadi sekitar tahun 2002 lalu. Namun saat itu banjir tidak separah seperti yang terjadi sekarang. Apalagi genangan air baru turun setelah empat hari. Selama air menggenang, Ade hanya ditemani saudaranya di dalam rumah. Tidak banyak yang mereka lakukan selain menunggu hingga air benar-beanr surut.

Mbak Happy dua hari kemudian baru bisa menyempatkan diri untuk melihat kondisi rumahnya yang masih digenangi air,” lanjut Ade. Beruntung menurut Ade, rumah itu hanya dikontrak setahun. Itu berarti mereka masih bisa pindah ke rumah lain yang lebih aman. Bahkan ia sangat mengharapkan Happy mendapat rumah di tempat yang aman dari banjir. “Beberapa tetangga di sini ingin pindah,” tambahnya.

Ade bersama salah seorang saudaranya hingga dua minggu setelah kejadian tersebut, masih terus membersihkan halaman rumah yang masih dikotori lumpur bekas genangan air. Sedangkan Happy belum bisa kembali ke rumah, tetapi tinggal di apartemen. Di sisi lain, ia berharap kakak sepupunya bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Tentu tidak sedikit masyarakat tidak mampu yang menjadi korban banjir. “Kalau orang mampu mengungsi ke hotel atau apartemen, tapi bagaimana dengan masyarakat kecil yang tidak punya duit?” tanya Ade. Fidel, Fajar


No comments: