Wednesday, May 12, 2010

Linda Primana, Guru Piano dan Psikolog UI

Psikolog yang Mampu Menciptakan Pianis-Pianis Handal Selama 25 Tahun Mengajar

Kecintaannya terhadap dunia musik dan alat musik piano, membuat dirinya rela menghabiskan puluhan tahun untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan musik. Linda Primana telah menjadi seorang guru piano sejak 25 tahun lalu di sekolah musik Yayasan Pendidikan Musik (YPM). Tak pelak, ratusan pianis handal pun telah ia ciptakan selama perjalanan karirnya tersebut. Tak hanya sebagai guru piano, Linda juga aktif sebagai seorang psikolog. Lalu bagaimana perjalanan hidup dan karirnya hingga saat ini?

Hari Jumat (2/11) petang, cuaca Jakarta nampak sedikit muram. Gumpalan awan hitam menggantung di langit Jakarta menjadi sebuah pertanda pergantian musim dari musim panas ke musim hujan. Meski cuaca Jakarta sedang tidak bersahabat, lain halnya dengan suasana hati seorang wanita berparas cantik ini. Meski sudah puluhan tahun mengajarkan cara bermain piano kepada ratusan anak didiknya, ia tetaplah mampu meraih setitik kebahagiaan dari kegiatannya tersebut. Bahkan rasa bangga pun sudah berulang kali menghampiri tatkala ia melihat pianis yang pernah ia didik mampu memiliki keahlian yang sangat mumpuni.

Rumah yang berukuran cukup besar itu nampak sepi seperti halnya rumah-rumah yang berada di sekitarnya. Namun demikian, saat Realita menyambangi rumah tersebut, sosok wanita yang masih nampak cantik meski usianya sudah berkepala empat ini keluar dari pintu rumah itu. Senyumnya mengembang menyambut Realita yang hendak berbincang-bincang santai pada petang hari itu. Saat memasuki rumah, suasana nyaman pun langsung terasa. Sentuhan wanita sangat terasa dalam penempatan berbagai perabotan di dalam ruangan. “Maaf sedikit berantakan, saya baru pindah rumah,” ungkap wanita berkerudung tersebut. Di sudut ruang tamu yang tak begitu besar itu, terdapat sebuah piano berukuran besar yang seolah-olah menemani perbincangan santai di petang hari itu. Piano berwarna hitam dan elegan tersebut sangat menggambarkan sisi musikalitas sosok ibu dari tiga anak ini. Dialah Linda Primana, seorang psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) yang sekaligus berkarir sebagai seorang pianis dan guru piano di Yayasan Pendidikan Musik (YPM), Jakarta.

Berasal dari Keluarga Seniman. Namanya mungkin belum setenar musisi kondang tanah air lainnya. Namun demikian, ia patut diacungi jempol. Pasalnya berkat pengabdiannya di dunia pendidikan musik khususnya untuk alat musik piano, banyak anak didiknya yang mampu menggapai cita-cita sebagai pianis handal. Selain sebagai seorang guru pianis, Linda juga mampu menggabungkan sisi musikalitas dalam dirinya dengan sisi psikologis yang dipelajarinya di bangku pendidikan. Sembari duduk santai di sebuah sofa, Linda lantas menceritakan waktu demi waktu perjalanan hidup dan karirnya hingga saat ini.

Di dalam tubuh Linda mengalir darah Padang dan Sunda sesuai dengan asal daerah kedua orang tuanya. “Ayah saya dari Padang, sedangkan Ibu saya asalnya dari Tasikmalaya,” aku Linda sembari tersenyum simpul. Linda terlahir dari pasangan Gusnar Djalil (85) dan (Almh.) Mutiarsih di Jakarta pada 27 Februari 1960. Ia merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Darah seni memang sangat kental dalam keluarga besar Linda Primana. Ibunda tercintanya merupakan seorang sinden yang kerap menyanyikan lagu-lagu tradisional khas Jawa Barat. Begitu pula dengan sang ayah yang ternyata mampu memainkan beberapa alat musik sejak ia masih muda. Tak pelak, darah seni pun mengalir deras di tubuh Linda Primana.

Linda kecil menikmati masa kanak-kanaknya sebagaimana anak-anak pada umumnya. Yang berbeda hanyalah pendidikan musik yang sangat diperhatikan dalam keluarganya. Bahkan sejak ia menginjak usia 5 tahun, Linda telah diperkenalkan dengan berbagai alat musik. Linda juga mengenal musik melalui seni suara. Menyanyi merupakan kegiatan dan termasuk hobinya kala itu. Namun demikian, sang ibunda tercinta tidak menyetujui pilihan Linda tersebut. Diakui Linda, alasan sang ibu adalah karena kurang baiknya lingkungan dunia tarik suara pada saat itu. Alhasil, ia kemudian diperkenalkan dengan beberapa alat musik. “Saya juga sudah dimasukkan ke berbagai les musik,” kenang Linda. Salah satu alat musik yang dipelajari dan ditekuninya hingga saat ini adalah piano. Sejak masih kanak-kanak itulah, Linda semakin mencintai alat musik piano meski ia sempat mempelajari alat musik lainnya.

Kedua orang tuanya juga kerap memutar musik klasik dari piringan hitam yang dimiliki di rumahnya. “Saya sudah terbiasa mendengar lagu-lagu klasik,” kenang Linda. Tak hanya itu saja, ia juga seringkali memainkan alat musik biola yang dimiliki sang ibundanya. “Waktu itu, saya nggak tahu alat musik apa, tapi saya coba mainkan,” ujar Linda singkat. “Waktu itu masih asal-asalan,” imbuhnya sembari tertawa lebar. Tak pelak, sisi musikalitasnya kemudian berkembang seiring dengan didikan kedua orang tuanya. Musik klasik pun sempat ia pelajari di les musik yang diikutinya. Bahkan di waktu remaja, Linda sempat ikut dalam Orkes Simfoni Remaja Jakarta (OSRJ) pimpinan Rudi Laban.

Musik dan Piano = Bagian Hidupnya. Les musik tak pernah ditinggalkannya walaupun ia harus bersekolah. Linda bersekolah di SD Negeri Cilacap, Jakarta. Linda kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 1, Jakarta. Selepas SMP, ia lantas meneruskan pendidikannya di SMA 4, Jakarta. Di sisi musiknya, Linda tetap belajar musik di YPM sejak tahun 1971 hingga tahun 1977. “Ketika saya kelas 2 SMA, barulah saya lulus belajar musik piano di YPM,” aku adik ipar Chandra Darusman ini. Setelah menamatkan pendidikan musiknya, ia diminta untuk mengajar musik bagi anak-anak baru di YPM. Linda pun mengiyakan ajakannya karena hal tersebut dianggapnya sebagai sebuah tantangan bagi dirinya. Setamatnya mengenyam pendidikan di sekolah, Linda lantas memutuskan untuk melanjutkan ke bangku kuliah. Ia merasakan adanya ketertarikan di bidang psikologi. Terlebih lagi ada dorongan dari kedua orang tuanya untuk mengambil studi psikologi. Tak heran, ia langsung mengambil pendidikan psikologi di Universitas Indonesia (UI). Baginya, terdapat banyak kaitan antara sisi musikalitas dan psikologis seseorang. Hal itulah yang menambah ketertarikan Linda untuk mempelajari studi psikologi di UI. Dari tahun 1979 hingga tahun 1984, Linda mengenyam pendidikan psikologi.

Setahun setelah mendapatkan gelar sarjana psikologinya, kecintaan terhadap musikalitas piano membuatnya berkeinginan untuk mengambil pendidikan Piano Performance di Amerika Serikat. Di tahun yang sama itu pula, ia menikah dengan seorang pria yang telah dikenalnya sejak lama, yakni Caesar Rasyid (49). Kini, pernikahannya telah menghadirkan tiga buah hati, yaitu Cecyl (21), Cellyne (19) dan Cheryl (15). Anak pertamanya saat ini tengah menyelesaikan kuliahnya di bidang studi komunikasi, Universitas Paramadina. Sedangkan anak keduanya mengambil kuliah desain grafis di STMT Trisakti, serta anak bungsunya masih duduk di bangku kelas 2 SMA Al-Azhar, Jakarta.

Selama dua tahun, Linda mempelajari mengenai musik piano di salah satu institusi pendidikan musik Peabody bentukan John Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat. “Saya tidak sampai selesai,” akunya singkat. Sepulangnya ke tanah air, Linda diminta untuk kembali mengajar di YPM. Kecintaan terhadap musik dan pianolah yang membuat ia kembali membagi pengetahuan di bidang musik dan piano bagi ratusan anak didik di YPM. Sekitar tahun 2000, sembari mengajar piano di YPM, Linda meneruskan pendidikan master di bidang psikologi UI. Sebelum mengambil master, Linda telah menjadi salah satu dosen di UI. Alhasil, profesi seorang dosen pun ia lakoni selain sebagai guru piano di YPM. Tak hanya di UI, Linda juga sempat menjadi dosen psikologi di Universitas Paramadina, Jakarta.

Manfaat dari Bermusik. Bagi Linda, musik memberinya banyak manfaat. “Saya menjadi lebih sabar,” ungkap Linda singkat. Terlebih lagi, di saat menghadapi ratusan anak didiknya untuk diajari cara bermain piano yang baik dan benar. Tak hanya itu saja, Linda dapat mengambil keterkaitan antara sisi psikologis seseorang dan bermain musik. Hal tersebut didapatkannya tatkala ia masih kanak-kanak. “Orang tua saya sering memutar musik untuk saya dengarkan,” kenang Linda. Alhasil, kebiasaan itulah yang menjadikan Linda menyukai musik dan dentingan bunyi piano serta membentuk kepribadian dan kemampuan motoriknya menjadi lebih baik.

Sebelum mengabdikan diri sebagai seorang pengajar piano, Linda sendiri telah banyak tampil di berbagai acara musik untuk memainkan jari-jemarinya di atas tuts piano. “Saya sudah tampil di berbagai acara di TIM (Taman Ismail Marzuki, red), Goethe Institute dan beberapa tempat lainnya,” kenang Linda. Bahkan bekerjasama dengan musisi handal pun sempat beberapa kali ia lakoni. Ia juga sempat menjadi salah satu panitia ASEAN Music Workshop yang kala itu digelar di Jakarta. Keikutsertaannya tersebut merupakan ungkapan rasa cinta terhadap musik dan alat musik piano. Meski demikian, ia lebih memilih untuk berada di belakang layar tanpa harus tampil di depan publik. Baginya, dengan menciptakan para pianis, ia mendapatkan kepuasan tersendiri. Selain kepuasan, rasa bangga juga hadir dalam dirinya. Tak heran, Linda mengaku akan terus mendidik pianis-pianis cilik nan handal yang akan mewarnai industri musik Indonesia.

Anak-anak didiknya, diakui Linda berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak yang berasal dari kalangan biasa saja, bahkan beberapa anak yang berasal dari kalangan menengah ke atas. “Tak ada bedanya mengajar anak-anak itu,” ungkap Linda. Menurut Linda, dengan bermain musik, maka kemampuan motorik dari si anak akan terasah dengan baik. Kesiapan mental juga diuji melalui kemampuan bermusik si anak. Dengan tampil di depan penonton, mental si anak akan berkembang dengan baik. “Dengan bermain musik, kepekaan dalam menampilkan kemampuan musikalitas akan teruji,” tutur Linda. Melalui not-not musik itulah, anak belajar bagaimana mengendalikan kepekaannya terhadap bunyi nada musik. Piano dan musik memang telah menjadi bagian hidup Linda. “Musik sudah menjadi bagian hidup saya,” ujarnya singkat. Tak pelak, ia tak mungkin melepaskan kecintaannya terhadap musik dan piano.

Saat ini, kedua profesi tersebut dijalaninya tanpa meninggalkan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga di dalam rumahnya. Sebagai seorang istri dari salah satu eksekutif di Bank Mega ini pun, ia tetap menjalankan perannya sebagai pendamping bagi suaminya tersebut. Bahkan untuk meluangkan waktu bersama keluarga, Linda tak pernah mengalami kesulitan. Berlibur pun menjadi salah satu alternatif bagi dirinya dalam memanfaatkan waktu luang bersama keluarga. Tak hanya berperan sebagai seorang guru layaknya pelita dalam kegelapan, Linda juga merupakan sosok wanita yang patut diacungi jempol karena mampu memenuhi kewajibannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus guru bagi ratusan anak didiknya. “Itu memang kewajiban saya,” ungkap Linda. Fajar, Agus

Side Bar 1…

Salah Satu Personil Drive Band adalah Anak Didiknya

Tak terhitung berapa lulusan pianis yang telah ia ciptakan. “Saya susah untuk mengingat anak-anak didik saya yang telah lulus,” aku Linda. Namun, yang pasti sudah banyak lulusan anak didiknya yang mampu mencetak sukses di dunia musik tanah air. Salah satunya yang menjadi kebanggaan, adalah Drive Band yang kini tengah naik daun. Band yang cukup sukses dengan lagu ‘Bersama Bintang’ ini memiliki salah satu personel yang merupakan hasil didikan Linda di masa lampau.

Salah satu personel Drive yang merupakan gitarisnya, Saleh Budi Rahardjo menurut Linda sebagai anak didiknya beberapa tahun silam. “Saya juga terkejut kalau dia bisa terkenal sekarang,” ungkap Linda. Bahkan Budi kini juga berstatus sebagai salah satu guru di YPM, sekolah musik yang sama dengan Linda. “Dulu dia sempat belajar piano kepada saya,” ujar Linda. “Tapi dia ternyata belajar gitar dan lebih menyukai gitar,” tambahnya. Bakat di musik pulalah yang membuat Budi berkibar di dunia musik dengan band yang didirikannya tersebut. Tak hanya Budi saja, kakaknya juga berguru piano kepada Linda. “Kakaknya Budi, Eko juga belajar piano dari saya,” aku Linda.

Budi hanyalah salah satu hasil didikan Linda dari sekian banyak lulusan pianis lainnya. Nama Linda pun tak setenar anak-anak didiknya. Meski demikian, ia tak menyesal dengan kondisi seperti itu. Sebaliknya, ia menjadi lebih bersemangat untuk dapat memompa semangat para anak didiknya untuk belajar lebih giat di dunia musik. Tak jauh berbeda dengan guru di bidang pendidikan umum, Linda juga memiliki tekad yang sama, yakni mencetak anak-anak didik dengan kemampuan bermusik yang mumpuni. Bila guru di sekolah umum akan merasa bangga dengan lulusan anak didiknya yang mampu meraih cita-cita di masa depannya, maka Linda juga akan merasa bangga bila lulusan anak-anak didiknya dapat menjadi musisi handal dan mampu meraih cita-citanya di dunia musik. Fajar

Side Bar 2…

Kerap Berduet Bermain Piano dengan Anaknya di Atas Panggung

Buah akan jatuh tak jauh dari pohonnya, mungkin pepatah itu sangatlah tepat menggambarkan kehidupan Linda saat ini. Lihat saja bagaimana salah satu anaknya yang mampu bermain piano dengan handal sebagaimana sang ibu tercinta. Bahkan, beberapa kali, Linda tampil di atas pentas bersama dengan anak perempuannya tersebut sembari memainkan tuts piano kesayangannya.

Dunia musik memang tak dapat dilepaskan begitu saja dengan keluarga Linda. Pasalnya, ketiga anaknya memang getol diajarkan bagaimana cara bermusik. Sejak dini, mereka diperkenalkan dengan berbagai alunan musik. Jika bakatnya mendukung, maka kemampuannya akan terasah dengan baik. Hal itulah yang terbukti melalui ketiga anaknya yang juga bermain piano. “Semua anak saya belajar bermain piano juga,” aku Linda. Meski begitu, salah satu anaknya yakni Cellyne kerap tampil bersama Linda dalam beberapa penampilan di atas panggung. “Kami berdua beberapa kali tampil di atas panggung berduet,” kenang Linda.

Bulan Desember mendatang, duet bermain piano itu pula yang akan kembali dilakukan dalam acara Konser Bunga Rampai yang akan diadakan di Jakarta. Seperti biasa, keduanya akan membawakan lagu-lagu klasik di hadapan ratusan penonton. Duet tersebut merupakan kesekian kalinya dilakukan Linda. Ia tentu merasa bangga dengan anak keduanya tersebut. Pasalnya, ia mampu menurunkan kemampuan bermain piano dari dirinya.

Selain Cellyne, kedua anak lainnya juga bermain piano. “Anak laki-laki saya juga bermain piano tapi tidak dilanjutkan,” aku Linda. Sedangkan anak bungsunya kini tengah belajar musik di sekolah tempat Linda mengajar. Keikutsertaan mereka untuk belajar musik dan piano, diakui Linda bukanlah dengan paksaan. Akan tetapi, mereka justru merasakan adanya ketertarikan belajar musik dan piano. Saat ini ia memiliki tiga buah piano yang disimpannya di dalam rumah. Sesekali ia memainkan piano-piano tersebut bila ada waktu luang. Anaknya pun kerap mengikuti kebiasaan Linda dengan bermain musik di rumah. Terbukti, adanya darah seni yang juga mengalir di tubuh tiga anaknya tersebut. Namun, mereka juga dibebaskan untuk memilih jalur yang mereka sukai. Linda sebagai orang tua hanya mampu mengarahkan sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Fajar

Biodata

Nama Lengkap : Linda Primana

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Februari 1960

Nama Suami : Caesar Rasyid (49)

Anak-anak : Cecyl (21), Cellyne (19), Cheryl (15)

Pendidikan :

  • SDN Cilacap, Jakarta

  • SMP 1, Jakarta

  • SMA 4, Jakarta

  • Psikologi Universitas Indonesia (1979-1984)

  • Master Psikologi Pendidikan Universitas Indonesia (2000)

Karir :

  • Guru Piano Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik (YPM) (1982-hingga sekarang)

  • Dosen Psikologi Terapan Universitas Indonesia (1997-hingga sekarang)



1 comment:

Unknown said...

Very good article and useful.
Sorry, may I also give info???
If you look for piano tuner in Jakarta.
Here we are, www.stempiano.com or
Contact : 087775001113
Thank you.