Monday, June 21, 2010

Hiramsyah S. Thaib, Presiden Direktur Bakrieland Development

Memiliki Banyak Anak Asuh Sebagai Tanda Rasa Syukur

Memiliki materi yang cukup ternyata tak selamanya membuat orang melupakan kewajibannya untuk beramal. Lihat saja yang kini dilakukan oleh Hiramsyah S. Thaib, seorang direktur utama Bakrieland Development yang memiliki banyak anak asuh dan aktif di berbagai kegiatan sosial lainnya. Seperti apa kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan oleh pengidola Aa Gym ini?

Perumahan di bilangan Tebet itu memang terlihat ramai dengan lalu-lalang kendaraan di sepanjang jalan. Namun, di salah satu rumah di kawasan tersebut justru menunjukkan keadaan yang sebaliknya. Rumah bercat putih itu nampak sepi seakan-akan ditinggal penghuninya. Rumah itulah yang kini menjadi kediaman seorang eksekutif salah satu perusahaan besar di tanah air, Hiramsyah S. Thaib. Meski dari luar terlihat sepi, ternyata sang pemilik sekaligus kepala keluarga tengah berada di dalam rumah. Saat Realita berkunjung Sabtu (16/6), sosok perempuan yang merupakan salah satu pegawai Hiramsyah membukakan pintu dan mempersilahkan masuk ke dalam rumah.

Setelah menunggu di ruang tamu, sosok pria berkacamata, keluar dan menyapa dengan ramah. Dialah Hiramsyah Sambudhy Thaib, dirut Bakrieland dan juga mantan dirut Bakrie Capital. Dengan senyum tersungging diwajah, Hiramsyah pun menceritakan tentang kegiatannya kini yang sebagian besar dihabiskan untuk aktivitas sosial. Sosok Hiramsyah memang terlihat sangat sederhana. Meski sederhana, ia justru nampak elegan dengan kemeja yang dikenakannya. Beberapa helai rambut yang telah berubah warna menjadi putih nampak menghiasi rambut Hiramsyah. Meski demikian, ia masih kelihatan muda ketimbang usia sebenarnya saat ini. Ia pun terlihat sangat antusias dan bersemangat ketika bercerita tentang perjalanan karirnya hingga berbagai kegiatan sosial yang dilakukannya.

Puluhan Anak Asuh. Selain sibuk memimpin sebuah perusahaan besar, Hiramsyah juga ternyata mampu meluangkan waktunya hanya untuk membantu orang-orang kurang beruntung. Ia memang dikenal sebagai sosok eksekutif yang memiliki jiwa filantropi yang cukup tinggi. Meski ia tak banyak bercerita tentang kegiatan filantropinya kepada Realita, Hiramsyah tetap saja berusaha untuk berbuat banyak bagi kepentingan orang-orang yang kurang beruntung. Salah satunya adalah dengan memiliki banyak anak asuh. “Saya punya anak asuh,” aku Hiramsyah tanpa menyebutkan jumlahnya. Diakuinya pula, meski belum sampai ke angka ratusan anak asuh, jumlah anak asuhnya kini terbilang cukup banyak sekitar puluhan anak.

Hiramsyah sendiri membantu anak-anak asuh yang tidak memiliki biaya untuk mengenyam pendidikan dengan cara memberikan sumbangan dana kepada mereka. Namun demikian, ia tak langsung memberikan nominal dana tersebut ke anak yang bersangkutan. “Saya memberikannya langsung ke sekolah, tempat mereka belajar,” ujar Hiramsyah. Dengan begitu, ia berharap uang yang telah disumbangkan tersebut tidak salah sasaran. Hiramsyah khawatir jika uang sumbangan tersebut langsung diberikan kepada anak bersangkutan, akan digunakan untuk hal-hal lain di luar kegiatan sekolahnya. Tak pelak, ia memberikan langsung ke pihak sekolah sehingga dana sumbangan itu benar-benar digunakan untuk membiayai anak-anak asuhnya dalam hal pendidikan.

Anak-anak asuh yang kerap diberikan sumbangan oleh Hiramsyah diperkirakan berjumlah cukup banyak. Hal ini karena anak asuh yang dimiliki Hiramsyah tak hanya berlokasi di sekitar rumahnya saja atau Jakarta, melainkan juga di luar kota. Salah satunya adalah di daerah Nusa Tenggara Timur. “Kalau untuk di Jakarta, saya memberikan sumbangan setiap bulan,” aku Hiramsyah. Sedangkan untuk yang di luar kota, ia memilih untuk memberikan dana sumbangannya tersebut setiap tiga bulan sekali.

Menyisihkan Sebagian Pendapatannya. Tak hanya memiliki anak asuh, Hiramsyah juga seringkali ikut terlibat di berbagai kegiatan sosial, khususnya yang diadakan oleh pengajian Aa Gym. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya lebih bersifat insidentil, sesuai dengan tingkat kebutuhan dari masing-masing kejadian. Namun yang pasti ia selalu menyisihkan sebagian dari penghasilannya sebulan untuk diberikan kepada orang-orang yang kurang beruntung. “Kalau yang pasti sih 2,5 % saya sisihkan sesuai dengan aturan Islam,” aku Hiramsyah. Meski begitu, pada kenyataannya, Hiramsyah selalu menyisihkan lebih dari 2,5 % dari penghasilannya per bulan untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak. Sekitar lebih dari 10% dari penghasilannya per bulan, selalu ia sisihkan untuk disumbangkan kepada anak-anak asuh dan beberapa kegiatan sosial insidentil lainnya.

Salah satu anak asuh yang terbilang saat ini berhasil adalah Sudirman, seorang anak asuh yang berasal dari NTT yang kini mampu mengenyam pendidikan kuliah di salah satu universitas di Jakarta. “Saya membiayai dia sejak ia masih kecil,” ungkap Hiramsyah. Sekarang, Sudirman tengah menyelesaikan kuliah D3 di Jakarta. Seluruh biaya sekolah dan kuliahnya ditanggung oleh Hiramsyah. Ia mengaku sangat puas ketika melihat anak asuhnya sukses menyelesaikan pendidikan tinggi dan pada akhirnya akan meraih cita-cita yang diinginkannya.

Beramal Ibarat MLM. Di NTT, ternyata Hiramsyah juga memiliki sasaran pundi-pundi amalnya. “Saya juga menyumbang untuk pondok pesantren terpadu di NTT,” aku Hiramsyah tanpa menyebutkan jumlah nominalnya. Meski begitu, ia secara rutin memberikan sumbangan tersebut sejak pondok pesantren tersebut berdiri. Baginya, dengan memiliki anak asuh dan memberikan sumbangan ke pondok pesantren, ibarat sebuah bisnis MLM (Multi Level Marketing, red). “Jika satu dibantu, maka setelah ia sukses akan membantu yang lain juga,” tutur Hiramsyah yang lulusan arsitek ITB ini.

Aktifnya Hiramsyah di berbagai kegiatan sosial tak lain karena didikan orang tua yang selalu mengajarkan jiwa sosial kepada seluruh anak-anaknya. Tak ayal, Hiramsyah pun merasa sangat tersentuh hatinya ketika banyak orang yang kurang beruntung yang ada di sekitarnya. Tapi ada satu kejadian yang membuatnya semakin getol berbuat sosial. Kejadian itu dialaminya pada saat bulan Ramadhan beberapa tahun lalu. Tepat pada salah satu malam di 10 malam terakhir, entah kenapa Hiramsyah terbangun di tengah malam. “Waktu itu, malam terasa hening sekali,” kenang Hiramsyah yang sempat meraih penghargaan sebagai karyawan terbaik Bank Niaga sebanyak dua kali ini. Ia kemudian tersadar bahwa malam tersebut sangatlah istimewa ketimbang malam-malam di bulan Ramadhan lainnya. Hiramsyah sendiri sangat mengistimewakan malam tersebut. Pasalnya, di waktu malam itulah ia banyak berpikir mengenai kehidupannya. “Saya tidak tahu apakah malam itu adalah malam lailatul qodar atau bukan,” ujarnya.

Perubahan tersebut memberi dampak positif terhadap segala macam tindakannya di masyarakat. Salah satunya adalah dengan banyak aktif di kegiatan sosial. Tak hanya itu saja, Hiramsyah juga memutuskan untuk memberikan banyak dana sumbangan kepada anak-anak yang kemudian dijadikan sebagai anak asuhnya. Kini, puluhan anak asuh telah dibantunya bersama dengan istri tercinta. Selain memiliki anak asuh, Hiramsyah juga secara rutin mengadakan pengajian setiap hari Jumat. Ia bersama sang istri mengundang banyak pihak untuk datang ke pengajian tersebut. Sebagian orang yang datang ke pengajian itu adalah orang-orang di sekitar rumahnya yang tergolong kurang mampu. Namun, banyak pula tetangga-tetangga di sekitar rumahnya yang berkecukupan untuk datang mengikuti pengajian.

Belajar Dari Kakek. Hiramsyah sendiri merupakan anak dari pasangan H Hamin Rusdi Thaib dan Hj Budhy Utami Sayekti. Jiwa sosial yang dimiliki Hiramsyah didapatnya dari sang kakek, yakni Budhyarto Martoatmodjo. Budhyarto merupakan salah satu aktivis dan pejuang tempo dulu yang juga menjadi salah satu pendiri PNI bersama Ir Soekarno. Tak hanya itu saja, Budhyarto juga kerap aktif diberbagai organisasi sosial. Salah satu peninggalannya adalah Yayasan Budhyarto, yang bergerak diberbagai macam kegiatan sosial. “Sekarang sedikit vakum sih yayasannya,” aku pria yang telah menunaikan haji sebanyak dua kali ini. Oleh karena itu, Hiramsyah memiliki keinginan untuk membangkitkan kembali yayasan tersebut.

Hiramsyah dibesarkan dari keluarga yang secara ekonomi berkecukupan. Ayahnya memang seorang karyawan swasta sekaligus pengusaha di bidang alat-alat berat. Sedangkan Ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa. Masa kecil Hiramsyah dihabiskan di Jakarta. “Saya dulu dikenal sebagai anak Menteng,” kenang Hiramsyah.

Berkumpul di Perpustakaan Bersama Keluarga. Kini, pernikahan Hiramsyah dengan Tia Mediva (44) telah membuahkan dua anak, yakni Rafi (16) dan Talita (13). Rafi saat ini tengah duduk di bangku kelas 2 SMA, sedangkan Talita masih duduk di kelas 2 SMP. Sebagai seorang pucuk pimpinan di Bakrieland, tentu saja Hiramsyah sangat disibukkan dengan pekerjaan dikantornya. Ia dituntut untuk dapat lebih mencurahkan waktu bagi perusahaan yang berada di bawah bendera Bakrie tersebut. Meski begitu, Hiramsyah selalu berusaha untuk dapat meluangkan waktu bersama keluarga setiap akhir pekan tiba.

Tempat favoritnya pun bukanlah tempat favorit di luar rumah. “Tempat favorit justru di perpustakaan saya,” aku Hiramsyah. Di perpustakaan di lantai dua rumahnya itulah Hiramsyah bersama istri dan dua anaknya kerap berkumpul bersama. Mereka kerap membaca ataupun menonton film kesukaan di ruangan tersebut. Tapi, terkadang Hiramsyah juga mengajak istri dan kedua anaknya pergi ke luar rumah hanya untuk menikmati ciptaan Tuhan. “Kalau tempat favorit di luar rumah sih, ya di Bali,” tutur Hiramsyah. Kepada kedua anaknya, Hiramsyah juga mengajarkan jiwa sosial dan pendidikan disiplin. Kini, ia berharap kedua anaknya mampu tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berguna bagi masyarakat luas. Baginya, segala macam bentuk aktivitas sosial yang dilakukan adalah sebuah bentuk rasa syukur atas apa yang telah didapatnya hingga sekarang. Tentu saja rasa syukur itu dengan cara berbagi terhadap sesama. Ia tak takut akan kehilangan ataupun kekurangan materi jika banyak berbuat amal, karena ia percaya bahwa selama materi tersebut keluar dengan lancar, maka pemasukan yang didapat pun akan mengalir lancar. Fajar

Side Bar 1

Pengoleksi Buku dan Kaleng Coca-cola dari Berbagai Penjuru Dunia

Ada hobi menarik yang ditekuni Hiramsyah saat ini. Salah satunya adalah mengoleksi kaleng coca-cola dari penjuru dunia. Seringnya Hiramsyah bepergian ke luar negeri untuk melakukan tugas dari kantor ataupun hanya sekadar berlibur menjadi sebuah kesempatan bagi dirinya untuk mengoleksi kaleng coca-cola. Baginya, kaleng coca-cola termasuk unik karena di setiap negara kaleng coca-cola selalu berbeda-beda. “Sekarang koleksinya sudah ratusan buah,” aku Hiramsyah. Beberapa koleksi kalengnya memang sedikit berkurang karena telah diminta oleh beberapa orang rekannya.

Koleksi kaleng coca-cola miliknya memang tak hanya sebagai barang koleksi saja. Namun, Hiramsyah juga dapat mengambil pelajaran berharga dari kaleng coca-cola yang berbeda-beda di tiap negara. “Strateginya patut diteladani karena mampu menyesuaikan dengan negara yang hendak dituju,” ungkap Hiramsyah. Menurutnya, strategi ini berkaitan erat dengan strategi globalisasi yang diterapkan oleh produsen coca-cola. Sekitar awal tahun 2000, Hiramsyah memulai pencariannya terhadap kaleng-kaleng coca-cola tiap kali ia bepergian ke luar negeri. Namun, ada beberapa kaleng yang sengaja diberikan oleh rekan kerjanya sepulang dari luar negeri. “Ada juga yang dikasih dari beberapa teman dari luar negeri, karena mereka tahu saya suka mengoleksi kaleng coca-cola,” ungkap Hiramsyah yang mengawali karir di Bank Niaga ini.

Kini, koleksi kaleng coca-colanya disimpan di sebuah rak yang berada di ruang perpustakaan keluarga. Selain itu, Hiramsyah juga memiliki hobi lainnya yakni membaca buku. Sudah tak terhitung lagi berapa koleksi buku-buku yang sudah dibacanya. Sebagian besar buku-buku koleksinya adalah buku-buku tentang manajemen, yang diakuinya sangat berguna bagi kepemimpinannya di perusahaan. Dengan membaca buku-buku tersebut, ia berharap dapat memperoleh banyak pelajaran berharga untuk diterapkan di dalam perusahaan. Buku-buku koleksinya saat ini disimpan di beberapa rak yang ada di dalam perpustakaan. Hampir setiap waktu luang, Hiramsyah selalu menyempatkan diri untuk membaca buku. Begitu juga dengan kedua anaknya yang diajarkan untuk mencintai buku. Tak heran, ia selalu berkumpul bersama istri dan kedua anaknya di ruang perpustakaan. Fajar

Side Bar 2

Salah Satu Deklarator Gerakan Membangun Nurani Bangsa

Ada satu lagi kegiatan yang pernah dilakukan oleh Hiramsyah yang sifatnya sangat mencerminkan kepedulian sosial yang dimilikinya, yakni keikutsertaannya dalam mendeklarasikan sebuah gerakan yang diberi nama Gemanusa. Gemanusa sendiri memiliki arti Gerakan Membangun Nurani Bangsa, yang digagas oleh Aa Gym di Bandung pada tahun 2004 lalu.

Tak dinyana, Hiramsyah juga memiliki andil besar dalam deklarasi Gemanusa yang diadakan di Bandung tersebut. “Saya dulu adalah salah satu deklaratornya,” aku Hiramsyah. Beberapa kegiatan yang diadakannya pun merupakan hasil pemikiran dari Hiramsyah bersama para pendiri lainnya. Pada awal-awal berdirinya Gemanusa, Hiramsyah memang getol melakukan pertemuan secara rutin dengan para pengurus Gemanusa lainnya, termasuk Aa Gym sendiri. Namun, setelah kesibukan Hiramsyah bertambah banyak, ia kini mengaku kurang aktif lagi di organisasi. “Setahun terakhir ini, saya kurang aktif lagi,” ujar pria berkacamata ini.

Meski saat ini terbilang kurang banyak beraktivitas di Gemanusa, Hiramsyah terbilang sangat bangga dapat menjadi seorang deklarator Gemanusa. Karena dengan menjadi deklarator, Hiramsyah dapat mencurahkan berbagai pemikirannya, termasuk berbagai macam pelatihan yang diadakan oleh Gemanusa. Gerakan yang dideklarasikan pada 12 September 2004 tersebut memang kerap mengadakan semacam pelatihan seperti pelatihan kewirausahaan yang dihadiri dan dididik oleh para pengusaha dan eksekutif perusahaan-perusahaan kelas atas, termasuk salah satunya adalah Hiramsyah sendiri.

Kini, berkat pemikiran dan deklarasi yang dilakukan oleh Hiramsyah dan pengurus lainnya, Gemanusa membangun semangat solidarisme dari seluruh masyarakat Indonesia dari ujung Sumatera hingga ujung Papua. Meski Hiramsyah sudah kurang banyak beraktivitas di Gemanusa, ia tetap senang dengan kemajuan dari gerakan ini yang mampu menjangkau masyarakat dari seluruh penjuru tanah air. Fajar

Side Bar 3

Menjadi Teman Sekaligus Pengidola Aa Gym

Keterlibatan Hiramsyah di Gemanusa tidak terlepas dari kedekatannya dengan sosok pendiri Gemanusa, yakni Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Hiramsyah sudah mengenal Aa Gym sejak masih berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Di Bandung itulah, Hiramsyah kali pertama mengenal Aa Gym. Seiring berjalannya waktu dan bertambah dekatnya Hiramsyah dengan Aa Gym, ia juga banyak mendapatkan pelajaran yang cukup berharga. Pelajaran-pelajaran tersebut tentu saja tentang bagaimana menjalani hidup dan menjalankan aturan Tuhan.

Saya memang pengidola Aa Gym,” ungkap Hiramsyah. Banyak hal yang membuat Hiramsyah mengidolakan sosok Aa Gym. Menurutnya, cara penyampaian Aa Gym yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam merupakan suatu keunggulan tersendiri yang dimiliki penceramah kondang asal Bandung tersebut. Selain itu, Aa Gym juga mengemas nasihat-nasihat untuk masyarakat dengan sangat menarik. Salah satunya adalah melalui singkatan-singkatan yang mengandung banyak arti positif bagi masyarakat. “Ya seperti 3M, 5S,” ujar Hiramsyah memberi contoh. Tak heran, di salah satu meja di rumahnya, Hiramsyah dengan bangganya menunjukkan beberapa fotonya yang berpose bersama Aa Gym. Umrah pun pernah dilakukan bersama dengan rombongan Aa Gym. “Ini foto waktu saya melakukan Umrah bersama Aa,” ujarnya sembari bangga menunjukkan fotonya bersama Aa Gym di tanah suci.

Hubungan pertemanan Hiramsyah dengan Aa Gym berlanjut hingga saat ini. Bahkan pengajian yang biasa diadakan setiap hari Jumat di rumah, Hiramsyah tak jarang mengundang Aa Gym untuk memberikan sedikit ceramah. Berkat kedekatannya dengan Aa Gym pula, Hiramsyah mampu meningkatkan pengetahuan agamanya melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepada Aa Gym. Namun ketika ditanya apakah Hiramsyah menyetujui dengan konsep poligami yang saat ini diterapkan oleh Aa Gym, ia hanya menjawab “Tidaklah..,” sembari tersenyum dan menutup pembicaraan. Fajar


No comments: