Monday, January 4, 2010

Naomi Susan, Pengusaha dan Motivator

Mengubah Negatif Menjadi Kesuksesan

Namanya makin dikenal orang setelah menerbitkan buku best seller berjudul ‘Be Negative’. Sebagai seorang pengusaha yang memulai bisnisnya dari nol, Naomi Susan banyak berbagi kisah dan pengalamannya tersebut ke banyak orang melalui buku yang ditulisnya sendiri. Bukan mengajarkan hal-hal positif, melainkan sikap negatif yang kemudian diubah menjadi sebuah kesuksesan. Lalu, bagaimana kisah wanita yang dinobatkan sebagai salah satu dari 50 tokoh wanita paling berpengaruh di Indonesia versi sebuah majalah ini?

Negative (Jangan) + Negative (Gagal) = Positive (Jangan Gagal)

Serangkaian kalimat di atas merupakan kalimat pertama pada halaman pembuka buku berjudul ‘Be Negative’ karya Naomi Susan. Meski terkesan sederhana, Naomi telah memberikan motivasi bahwa hasil yang dicapai akan berbuah kesuksesan bila mampu mengemas hal-hal negatif sedemikian rupa. Dengan berbekal prinsip yang nyeleneh itulah, Naomi kerap menjadi pembicara di berbagai seminar motivasi.
Saat hari libur dinikmati oleh kebanyakan orang, justru Naomi Susan disibukkan dengan kegiatannya sebagai seorang pembicara di sebuah seminar motiviasi bagi para pengusaha wanita. Wajahnya nampak cantik dengan riasan yang cukup natural. Rambut panjangnya juga dibiarkan terurai hingga bahu. Senyum mengembang dari bibir Naomi yang merah merona. Dengan lantang, ia mengurai pengalamannya dalam membangun bisnis. Kegagalan pun sudah beberapa kali menghampirinya. Namun, Naomi mengaku bahwa dengan banyaknya kegagalan yang dialami, justru akan semakin mendekatkan dirinya ke arah kesuksesan.
Para peserta seminar yang kebanyakan wanita pun terkesima dengan apa yang telah disampaikan Naomi. Berbeda halnya dengan seminar lain, Naomi justru menyampaikan pesan melalui cara cukup aneh. Segala hal berbau negatif selalu menjadi isi dari pesan Naomi kepada para peserta seminar. Di sela-sela kesibukannya tersebut, Naomi-panggilan akrabnya, red-berbagi kisah mengenai perjalanan hidupnya yang banyak memotivasi banyak orang.
Nakal dan Tomboy. Di usianya yang baru menginjak 34 tahun, Naomi sudah meraih sukses di karir. Ia tercatat sebagai seorang investor dan pemimpin dari 7 perusahaan Ovis Group. Selain itu, Naomi juga dikenal sebagai seorang motivator handal dalam memberikan dorongan dan semangat bagi para wanita khususnya pengusaha wanita yang ingin berkembang. Tiap kali tampil di depan publik, Naomi selalu tampil anggun. Sangat berbeda halnya ketika ia masih kanak-kanak. Naomi kecil justru kerap berbuat nakal. Penampilannya lebih mirip anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Hampir setiap hari, anak ketiga dari empat bersaudara ini selalu berbuat kenakalan. Akibatnya, kedua orangtua selalu memberikan hukuman kepada Naomi akibat kenakalan tersebut.
Terlahir di sebuah keluarga yang sederhana, memang sempat membuat Naomi menggerutu dan dikelilingi oleh sebuah pertanyaan. “Kenapa saya dilahirkan di sebuah keluarga yang tidak seperti teman-teman saya rasakan, berkecukupan dan bahagia?” ungkap Naomi kecil kala itu. Sang ayah, (Alm) Endang S. Sukandar memang tak memiliki usaha besar dan pekerjaan tetap dengan penghasilan yang cukup besar pula. Ia hanyalah seorang pengusaha kecil-kecilan yang memproduksi makanan kecil. Sedangkan ibunya, Suyenti hanya ibu rumah tangga yang juga kerap membantu di usaha sang suami. Namun, berkat usaha sang ayah itulah, Naomi beserta saudara kandungnya yang lain mampu menempuh pendidikan dengan baik.
Di rumah, didikan kedua orangtuanya selalu memberikan kebebasan asalkan dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang besar. “Kita semua dibebaskan asal bertanggung jawab,” ujar wanita kelahiran 15 Januari 1975 ini. Kesehariannya, Naomi tak pernah dipaksa untuk belajar atau pun masuk ke sekolah setiap hari. Kendati begitu, Naomi ditanamkan rasa malu bila prestasi di sekolahnya tidak baik. Dengan demikian, rasa tanggung jawab itu pun mulai tumbuh di dalam diri semua anak-anaknya, termasuk Naomi.
Naomi kecil yang nakal beberapa kali terkena hukuman oleh sang ayah. “Saya sering disabet pakai sabuk papa karena nakal dan tomboy,” kenang Naomi kepada realita beberapa waktu lalu ini. Bahkan suatu kali, Naomi pernah membuat kakaknya terjatuh dan luka-luka akibat kenakalan dirinya. “Kenakalan dan hukuman yang diberikan oleh papa itu masih terkenang dan menjadi kenangan manis saya,” ujar wanita yang kerap menyalurkan hobi traveling-nya ini.
Berbisnis Sejak Dini. Setelah ‘numpang’ dilahirkan di kota Medan, Sumatera Utara, Naomi kerap berpindah tempat tinggal karena kepindahan usaha sang ayah. Ia pernah pindah ke daerah Surabaya, Jakarta, Semarang, dan kembali lagi ke Jakarta. Ia sempat bersekolah di SD Canisius, Poncol, Semarang selama beberapa tahun. Naomi lantas pindah ke SDN 14, Jakarta dan SMPN 60, Jakarta. Selepas menamatkan SMP, Naomi melanjutkan pendidikannya di SMA Santo Anthony, Jakarta. Kendati, dibesarkan di sebuah keluarga yang sederhana, Naomi tetap bertekad untuk selalu berprestasi di sekolahnya. “Walaupun saya bukan tipe kutu buku dan tak suka menghafal, saya sealu berada di ranking tiga besar,” aku Naomi dengan bangga. “Di kelas, saya lebih suka mendengar dan menjadi mengerti,” lanjutnya singkat. Selain berprestasi di sekolah, Naomi juga mulai belajar berbisnis. Ia kerap membantu tantenya berjualan tanah di daerah Jonggol, Jawa Barat.
Seiring bertambahnya umur, akhirnya Naomi menyadari bahwa pertanyaan yang kerap berada di pikirannya akhirnya terjawab sudah. “Tuhan sengaja menempatkan saya di keluarga sederhana, agar saya menjadi anak yang paling kuat,” tutur Naomi dengan tegas. Karena kecerdasannya dan ditambah lagi dengan kondisi keuangan keuarga yang makin membaik, Naomi berkesempatan untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, tepatnya di University of Portland, Oregon, Amerika Serikat. Cita-citanya yang ingin menjadi wanita karir yang sukses membuat dirinya memilih bidang studi marketing communication.
Selepas lulus, Naomi kembali ke tanah air dengan harapan merintis karir. Ia sempat bekerja di perusahaan periklanan sebagai seorang account executive. Sembari bekerja, naluri bisnis Naomi muncul saat melihat pergerakan bursa saham. Dengan mengandalkan uang di tabungan pribadinya, Naomi pun memberanikan diri untuk menanamkan ke lantai bursa. Ternyata keberuntungan belum berpihak kepada Naomi. Uang di tabungannya tersebut terkuras habis karena salah perhitungan.
Kegagalan Berbisnis. Adanya dorongan ingin menambah wawasan, Naomi pun kembali mencari pekerjaan di perusahaan lain. Di perusahaan yang memproduksi Ovis Dinning Club, Naomi mulai merintis karir sebagai bagian marketing. Hanya dalam tempo dua bulan saja, Naomi mampu menunjukkan performanya yang baik. Alhasil, Naomi pun ditawari sebagai pemegang saham di perusahaan tersebut. Trauma saat menanamkan uang di lantai bursa lantas membayangi pikirannya. Ia mengaku tak mudah untuk kembali menanamkan uang bila sebelumnya justru hanya menemui kegagalan saja. Namun, pimpinannya saat itu berusaha meyakinkan Naomi dengan penawaran yang cukup fleksibel dalam menghadapi risiko kerugian. Alhasil, Naomi pun menerimanya dan resmi menjabat sebagai seorang jajaran direktur di perusahaan tersebut.
Tak lama setelah menjabat sebagai direktur, badai krisis menimpa Indonesia dalam kurun waktu 1997-1999. Otak bisnis Naomi mulai berputar cepat menghadapi tantangan yang cukup besar itu. Ia mulai membuat inovasi dan memberikan pendekatan rasional kepada para kliennya. Ahasil, tahun 1999, bisnisnya kembali berjaya dan meneguk keuntungan selepas krisis selesai. Bahkan, inovasi yang dilakukan Naomi tak berhenti sampai di situ saja. Ia mulai menelurkan perusahaan-perusahaan baru di bawah Ovis Group yang berasal dari keahliannya dalam dunia marketing. Bisnis-bisnis pribadinya pun mulai bermunculan, mulai dari bisnis property hingga restoran. Hampir semuanya meraup sukses karena inovasi yang dilakukan Naomi.
Pengusaha Wanita Muda Tersukses. Saat ini Naomi Susan tercatat sebagai direktur yang memiliki sekurangnya tujuh perusahaan di antaranya PT. Natural Semesta yang sedang ia bangun, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang cafĂ©, playground, salon kecantikan & refleksi, Foto Studio serta Learning Center. Kendati sebagai seorang entrepreuner, Naomi terbilang sukses, ia tak melulu mengejar materi sebagai ukuran kesuksesannya. “Succes is balance,” ungkap penyuka warna merah ini dengan tegas.
Kesuksesannya itulah yang kemudian dijadikan sebagai inspirasi dan pengalaman bermakna yang dituangkan dalam kata-kata motivasi di dalam buku Be Negative. “Semua pengalaman detik demi detik hidup saya sangatlah bermakna,” ujar Naomi. Dengan banyaknya kejadian atau pengalaman hidup negatif yang menghampirinya itulah, Naomi berusaha sekuat mungkin untuk mengubahnya menjadi hasil yang postif dan sebuah kesuksesan. “Yang jelas, semua saya alami sendiri dan saya ingin berbagi kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola hal dan keadaan negatif dalam kehidupan kita,” tuturnya menjelaskan.
“Bila kita merasa tidak mampu dan daya upaya yang kemudian digabungkan dengan perasaan negatif lainnya, seperti takut atau ragu, maka akan menghasilkan kata positif,” tutur Naomi. “Tapi jangan cuma dibaca, harus dilakukan. Maka akan menjadi semangat bagi kita,” lanjutnya bersemangat. Kesuksesan Be Negative menjadi buku best seller akan kembali dilanjutkan dengan meluncurkan buku lanjutannya. “Saya ingin kembali menerbitkan buku lagi, tetap terinspirasi dari pengalaman saya,” ungkap Naomi.
Kesuksesannya memimpin 7 perusahaan sekaligus, justru dianggapnya belum mencapai apa yang dinamakan kesuksesan. “Saya tidak pernah merasa sukses,” canda Naomi sembari tertawa lebar. Ia mengaku masih memiliki mimpi dan ambisi yang ingin dicapai di masa mendatang, termasuk kembali menerbitkan buku lanjutan Be Negative. Menurutnya, kaum perempuan dapat dengan mudah meraih sukses tergantung dengan masing-masing wanita itu sendiri. “Jika wanita itu memang termotivasi dan terdorong untuk bersaing dengan pria, maka mereka bisa,” ungkap Naomi. “Posisi perempuan harus dibuat oleh perempuan itu sendiri,” lanjutnya singkat.
Untuk kehidupan pribadinya, Naomi mengaku telah melewati satu langkah dalam hidupnya dengan mengakhiri masa lajangnya setahun kemarin. Ia menikah dengan sosok pria yang sudah dikenalnya sejak lama, dr. Yusfa Rasyid, SpOG. “Walaupun saya tidak berhasil meraih cita-cita saya sejak kecil untuk menjadi dokter, tapi sekarang saya malah dipanggil Bu Dokter (istri dokter, red),” canda Naomi. Dari pernikahannya tersebut, Naomi masih memiliki mimpi yang sangat diinginkannya saat ini. “Saya ingin memiliki anak,” harap Naomi. Selain itu, “Saya juga ingin menjadi bagian dari perkembangan bisnis di Indonesia dan manusia pilihan Tuhan dengan deposito melimpah di surga,” tutur Naomi mengakhiri perbincangan. Fajar

Side Bar 1…

Ingin Seperti Mike Tyson

Berbagai motivasi bernada positif yang kerap diberikan kepada orang agar mampu bangkit dan meraih sukses, dianggap Naomi sebagai suatu hal yang monoton dan membosankan. “Yang seperti itu akhirnya malah membelenggu orang dan membuatnya menjadi jenuh,” kilah Naomi. Menurutnya, tak semua orang dapat meraih sukses seperti orang-orang yang memberikan motivasi bernada positif. “Don’t push anybody to wear your dress,” ungkapnya berfilosofi.
“Saya justru mau diperlakukan seperti Mike Tyson, saat dia jatuh di ring tinju” ujar pemegang rekor MURI sebagai pembeli pertama Notebook BYON berlapis emas 23 karat dan bertahtakan berlian ini. Menurutnya pula, Tyson saat terjatuh di ring, akan langsung mendapatkan makian dari sang pelatih. Saat mendapatkan makian itulah, kemudian Tyson mendapatkan dorongan yang amat besar untuk bangkit dan menghantam lawannya hingga KO. “Sejak awal, saya ingin seperti Tyson, ketika banyak orang yang meremehkan kita, maka saat itu pula saatnya kita bangkit dan menunjukkan kemampuan kita yang sebenarnya,” tutur Naomi.
Ketika Naomi diremehkan karena seorang perempuan yang belum tentu berhasil merintis bisnis dari nol, saat itulah, Naomi meramu semua strategi untuk melakukan sesuatu agar menunjukkan hasil yang positif. “Di Indonesia, sesuatu yang negatif lebih bisa dijual daripada yang positif,” ujar Naomi. Ia mencontohkan beberapa lagu yang bernada negatif dan selingkuh yang justru meraup sukses ketimbang lagu-lagu bernada positif dan monoton. Fajar

Side Bar 2…

Tips Meraih Sukses Ala Naomi Susan

Dengan pengalamannya jatuh bangun dalam dunia bisnis dan mampu meraih kesuksesan di usianya yang relatif muda, Naomi memiliki beberapa tips yang dapat dijalankan dengan mudah, yakni:
Bubarkan tim kerja, jika mereka hanya menjadi beban bagi langkah Anda.
Putus asalah, bila Anda tidak menyadari bahwa Anda dilahirkan ke dunia dengan potensi yang besar untuk menjadi seorang pemenang dalam hidup.
Bunuh kreativitas, jika Anda tidak bisa menyalurkannya dengan cara yang tepat dan hanya menyimpannya di otak Anda.
Irilah, kepada rekan Anda yang lebih baik pendapatan dan kesuksesannya.
Menyerahlah, pada perdebatan orang-orang pesimis yang menganggap kesuksesan bukan milik Anda.
Kejamlah, kepada orang-orang yang akan mematikan potensi Anda.
Santailah, jika Anda merasa beban itu sudah menumpuk.

Biodata

Nama Lengkap : Naomi Susan
Tempat, Tangga Lahir : Medan, 15 Januari 1975
Nama Suami : dr. Yusfa Rasyid, SpoG
Pendidikan :
SD Canisius, Poncol, Semarang
SDN 14, Jakarta
SMPN 60, Jakarta
SMA Santo Anthony, Jakarta
Marketing Communication, University of Portland, Oregon, USA
Karir :
Marketing Manager Indomarble Machinery, tahun 1995
Account Executive VOXA Advertising, 1996
Share Holder Ovis Group (1997- sekarang)
Direktur PT Ovis Utama untuk produk Ovis Dinning Club
Direktur PT Ovis Utama untuk produk Bursa Bisnis
Direktur PT Ovis International
Director of Commercial Affairs PT Ovis Prointeraktif
Program & Communication Director PT Ovis Sendnsave
Sales & Marketing Director Bouraq Airlines (cabang Jelambar)
Pemilik dan Managing Director PT Natural Semesta (2005 s/d sekarang)

1 comment:

Permata_NS said...

semakin kagum dengan tante naomi... smg belum terlambat untuk saya merintis menjadi seorang pengusaha seperti beliau.. bahkan saya sudah sangat kagum dengan beliau dipertemuan pertama kami di rumah beliau... :D